TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Departemen dan Advokasi Forum Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah (Walhi Sulteng) Aulia Hakim mengatakan, hilirisasi nikel tidak boleh menjadi pembahasan antara pemerintah dengan calon presiden dan wakil presiden (Cawapres). Menurutnya, ada hal lebih penting yang perlu dibicarakan dan diselesaikan.
“Saya kira pembahasan hilirisasi tidak ada gunanya,” kata Aulia kepada Tempo, Minggu, 28 Januari 2024. “Seharusnya masyarakat bicara masa depan manusia dan sumber daya alam.”
Selama sepekan terakhir, hilirisasi nikel menjadi rebutan pemerintah dengan calon presiden dan wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau Amin. Bermula dari kritik Muhaimin alias Cak Imin saat debat cawapres 2024 lalu yang kemudian ditolak Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Aulia mengatakan, alih-alih berargumentasi, sebaiknya migrasi tersebut dihentikan karena merugikan masyarakat dan berdampak pada lingkungan. Belum lagi hilirisasi berkali-kali berkontribusi terhadap kecelakaan kerja. Misalnya saja ledakan di smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada 24 Desember 2023 yang menewaskan 21 pekerja.
“Sejak awal penambangan nikel hingga saat ini di hilir, belum ada yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, terutama di wilayah pertambangan seperti Morowali dan Morowali Utara,” kata Aulia.
Oleh karena itu, alih-alih membahas hilirisasi nikel, Aulia mengatakan sebaiknya pemerintah dan calon presiden dan wakil presiden memikirkan masa depan sumber daya alam yang semakin menipis karena terus ditambang. Kita berharap masyarakat mampu berdaulat atas sumber daya alam yang ada di wilayahnya.
“Jika kita terus mengandalkan hilirisasi yang didukung modal asing dan swasta, dipastikan masyarakat tidak akan merasakan manfaatnya,” kata Aulia.
Dalam Debat Cawapres 2024, Minggu malam, 21 Januari 2024, Cak Imin menyebut pemerintah melakukan hilirisasi dan penambangan sembarangan. Akibatnya terjadi kerusakan lingkungan, kecelakaan kerja dan permasalahan dominasi tenaga kerja asing.
Calon wakil presiden Anies Baswedan juga menyinggung masalah kemiskinan. Ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sulteng bisa meningkat sebesar 13 persen. “Tinggi sekali, tapi masyarakat masih miskin dan belum menikmatinya,” kata Cak Imin.
Kritik tersebut kemudian dibantah oleh Menteri Koordinator Kelautan dan Perikanan Luhut Binsar Pandjaita. Ia menuding Cak Imin berbohong kepada publik. Luhut lantas mengklaim angka kemiskinan di Sulteng menurun akibat adanya penambangan nikel. Ia mengatakan, pada tahun 2015, angka kemiskinan di sana tercatat sebesar 14,7 persen. Kemudian pada tahun 2023 turun menjadi 12,4 persen.
Sedangkan kemiskinan di Morowali sudah berkurang dari 15,8 persen pada tahun 2015 menjadi 12,3 persen pada tahun 2023. “Jadi sudah ada perbaikan yang signifikan,” kata Luhut melalui video yang diunggah di Instagram resminya @luhut.pandjaitan pada Rabu, 24 Januari 2024. .
Luhut menyampaikan keinginannya untuk mengajak Cak Imin melihat langsung hilirisasi di Teluk Weda dan Morowali. “Dia yang melihat, percayadaripada membohongi publik,” ujarnya.
Kritikan Cak Imin pun dibantah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang merupakan salah satu tim pemenangan calon presiden Prabow Subianto. Bahlil mengatakan industri hilir dan pertambangan kini wajib dan memenuhi standar peraturan pemerintah. Misalnya, kata dia, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Termasuk perizinan dan urusan lingkungan hidup lainnya.
“Jadi kalau sudah memenuhi standar, mana yang nekat?” kata Bahlil kepada wartawan di Kementerian Investasi, Rabu, 24 Januari 2024.
RIRI RAHAYU | ADINDA JASMINE PRASETYO
Pilihan Redaksi: Proyek Bandara Singkawang Rampung 95 Persen, Rampung April 2024
Quoted From Many Source